Udah hampir sebulan lamanya,
gue jadi pengangguran dan kebanyakan ngendon di rumah.
Paling banter ke Oh La La Thamrin untuk internetan.
Nah... ada beberapa temuan selama liburan yang
pengen gue share ke temen-temen di sini.
Siapa tau bisa berguna.
1. Ternyata voice over di tv emang perlu.
Kreatif kan suka ribut "kan udah ada supernya, gak
usah VO lagi dong!"
Man, gak deh... ternyata kalau lagi nonton televisi,
orang males kalau disuruh baca.
Lebih seneng diceritain.
Apalagi kalau nontonya sambil internetan, sambil
tiduran (dalam kasus gue), sambil telepon, dll.
2. Ternyata lagu di iklan2 tvc itu besar perannya.
Belakangan banyak lagu2 di iklan yang mirip satu sama
lain. Jenis musik yang serupa. Padahal sering loh,
karena musik yang ear catching, gue jadi memperhatikan
tvc-nya. Kayak musik tvc dove shampoo. TVC-nya emang
secara eksekusi bagus tapi idenya mah ya biasa.
Musiknya itu menarik karena beda sama tvc-tvc lain.
Entrasol Gold juga menarik lagunya.
3. Ternyata ukuran logo itu penting!
Kan kita suka banget tuh kalau logo dibikin keciiiiil
bgt dgn alasan art direction. Nah kadang saking
kecilnya, begitu iklannya ditayangin di tvc yang
layarnya kecil, logo/supernya bisa ketilep dan gak kelihatan
sama sekali loooh! Perbandingannya adalah antara TV
gue dan TV mbak pargi. Di tv gue masih lumayan, tapi
di tv-nya mbak pargi udah gak kelihatan.
4. Ternyata boks/packaging itu penting untuk
ditunjukin (jangan cuma produk dalemnya aja)
Karena kalau orang jalan2 ke supermarket/pasar, yang
mereka liat itu boksnya.
5. Ternyata animasi keunggulan produk itu penting...
Gue pernah sebel banget waktu disuruh ngasih animasi
keunggulan produk. Kotoran2 yang terangkat dari kain
oleh butiran-butiran biru sakti biar kain jadi lebih
bersih.
Eh ternyata, waktu gue mencuci baju sendiri di suatu
siang, terbayang loh bok di kepala
gue...butiran-butiran biru sakti akan mengangkat
kotoran di baju gue... nyuci baju jadi semangat!
hehehehehee gila ya! gue gak percaya sama diri gue
sendiri!
6. Ternyata story-telling itu lebih gampang diinget!
Adalah seorang tetangga, ibu-ibu. Dia itu seneeeeeeng
bgt sama iklan BNI yang bapaknya arsitek. Menurut dia
itu iklan luar biasa. Dan dia bisa berkali-kali
menceritakan iklannya itu seperti apa ke orang-orang.
Yang mana, akan lebih sulit untuk dia menceritakan
iklan yang bukan story-telling. Sementara word of mouth
itu bisa jadi senjata iklan yang ampuh juga kan?
Sunday, June 26, 2005
Saturday, June 18, 2005
Kado Ulang Tahun dari Cecil
Tuhan
Selamat pagi…
Hari ini Glenn ulang taun
Mohon beri dia umur yang panjang
Kesehatan
Rejeki
Tempat kerja baru yang dia incer
Gaji gede
Uang 1.5 juta buat bikin psa radionya
Dan lain-lain
Terlalu banyak kalo disebutin satu-satu
Tuhan pasti udah tau lah…
Karena tiap hari pasti ada aja yang ngajuin permohonan
kayak gini
Oya,
Gini Tuhan..
Aku belom ngasih kado buat dia nih
Soalnya aku bingung apa yang bikin dia seneng
Jadiiiii
Aku mohon satu hal lagi boleh ya…
Semua kebahagiaan
Yang rencananya Tuhan mau kasih ke aku hari ini
Buat dia aja.
Iya, semuanya.
Makasih ya Tuhan
Amin.
Happy birthday Glenn
June,18,2005
love,
cecil :)
Selamat pagi…
Hari ini Glenn ulang taun
Mohon beri dia umur yang panjang
Kesehatan
Rejeki
Tempat kerja baru yang dia incer
Gaji gede
Uang 1.5 juta buat bikin psa radionya
Dan lain-lain
Terlalu banyak kalo disebutin satu-satu
Tuhan pasti udah tau lah…
Karena tiap hari pasti ada aja yang ngajuin permohonan
kayak gini
Oya,
Gini Tuhan..
Aku belom ngasih kado buat dia nih
Soalnya aku bingung apa yang bikin dia seneng
Jadiiiii
Aku mohon satu hal lagi boleh ya…
Semua kebahagiaan
Yang rencananya Tuhan mau kasih ke aku hari ini
Buat dia aja.
Iya, semuanya.
Makasih ya Tuhan
Amin.
Happy birthday Glenn
June,18,2005
love,
cecil :)
Sunday, June 12, 2005
Kutukan Orang Iklan
Sapardi di puisinya soal orang iklan,
ternyata benar sebenar-benarnya!
Orang iklan, selalu mikirin soal iklan.
Ngomongin soal iklan.
SMS soal iklan.
Email-emailan soal iklan.
Dan yang pastinya bikin iklan.
Pun berusaha sekeras-kerasnya untuk
gak mikirin iklan,
gak ngomongin iklan,
gak bikin iklan,
gak gaul sama orang iklan,
yang ada malah lebih menggila untuk bikin iklan.
Bener kata Kahlil Gibran,
kalau dawai biola bisa diputuskan supaya tidak
bersuara.
Tapi siapa bisa menghentikan burung gereja
untuk bernyanyi.
Lucunya, waktu kerja bikin iklan,
pengen banget bisa liburan.
Bisa bebas. Bisa ngerjain apa aja sesuka hati.
Tapi ternyata itu semua cuma bertahan satu minggu.
Lewat dari itu...
mulai tuh...
mikirin, ngomongin, bikin iklan lagi!
Dan lebih hebatnya lagi,
gak sekalipun iklan dipertanyakan
kesanggupannya untuk bayar balik semuanya.
Iklan itu gairah yang membakar.
iklan itu birahi yang tak pernah terpuaskan.
Iklan itu pesona raga yang mengguncang nalar.
Iklan itu jiwa yang memberi napas.
Dan ketika keempatnya bergumul,
bermandi keringat saling menarik dan mengulur.
Mengguncang dengan keras dan tajam.
Setiap sendi merasakan kenikmatan.
Bergoyang panas bagai penari samba.
Semakin cepat. Menghentak keras.
Gelinjang dipenuhi jeritan pada tiap hentakan.
Hingga napas pun tak lagi tersengal sengal.
Tapi terhenti sesaat.
Untuk kemudian segala daya dilakukan untuk
menarik napas panjang dan dalam terakhir kalinya.
Sampai akhirnya lepas...
Dan ketika semua lepas,
berjanji gak mau memulai lagi.
Ketika itu pula
kita sadar bahwa sedang membohongi diri sendiri.
ternyata benar sebenar-benarnya!
Orang iklan, selalu mikirin soal iklan.
Ngomongin soal iklan.
SMS soal iklan.
Email-emailan soal iklan.
Dan yang pastinya bikin iklan.
Pun berusaha sekeras-kerasnya untuk
gak mikirin iklan,
gak ngomongin iklan,
gak bikin iklan,
gak gaul sama orang iklan,
yang ada malah lebih menggila untuk bikin iklan.
Bener kata Kahlil Gibran,
kalau dawai biola bisa diputuskan supaya tidak
bersuara.
Tapi siapa bisa menghentikan burung gereja
untuk bernyanyi.
Lucunya, waktu kerja bikin iklan,
pengen banget bisa liburan.
Bisa bebas. Bisa ngerjain apa aja sesuka hati.
Tapi ternyata itu semua cuma bertahan satu minggu.
Lewat dari itu...
mulai tuh...
mikirin, ngomongin, bikin iklan lagi!
Dan lebih hebatnya lagi,
gak sekalipun iklan dipertanyakan
kesanggupannya untuk bayar balik semuanya.
Iklan itu gairah yang membakar.
iklan itu birahi yang tak pernah terpuaskan.
Iklan itu pesona raga yang mengguncang nalar.
Iklan itu jiwa yang memberi napas.
Dan ketika keempatnya bergumul,
bermandi keringat saling menarik dan mengulur.
Mengguncang dengan keras dan tajam.
Setiap sendi merasakan kenikmatan.
Bergoyang panas bagai penari samba.
Semakin cepat. Menghentak keras.
Gelinjang dipenuhi jeritan pada tiap hentakan.
Hingga napas pun tak lagi tersengal sengal.
Tapi terhenti sesaat.
Untuk kemudian segala daya dilakukan untuk
menarik napas panjang dan dalam terakhir kalinya.
Sampai akhirnya lepas...
Dan ketika semua lepas,
berjanji gak mau memulai lagi.
Ketika itu pula
kita sadar bahwa sedang membohongi diri sendiri.
Tuesday, June 07, 2005
Plaza Bapindo, Mandiri Tower, Lantai 26.
Malam ini,
sebelum gue bener-bener pulas,
tiba-tiba ngerasa kosong. Sekosong-kosongnya.
Ada sesuatu yang begitu besar
dan berarti selama ini tiba-tiba hilang.
Sesuatu yang gue gak kira ada.
Malah gak pernah gue pikirin.
Tiba-tiba hilang...
Gue jadi inget, waktu nyokap
kehilangan kakak gue untuk selamanya.
Dia pasti ngerasa kosong dan sedih luar biasa.
Lebih kehilangan dan sedih dari gue sekarang.
Tiba-tiba aja hati gue basah.
Oleh air matanya sendiri.
Dada gue bisa ngerasain.
Dan badan gue jadi lemes.
Pelan-pelan gue pikirin.
Apa yang sebenarnya diambil.
Apa yang sekarang udah gue gak punya lagi.
Yang begitu berarti.
Begitu besar dan bermakna.
Memberi nafas bagi hidup gue.
Di hati kecil gue, sebenarnya udah tau jawabnya.
Tapi gue terlalu sadis sama diri gue sendiri.
Jadi akan gue simpen terus dalam hati gue.
Bukan karena gue gak mau berbagi.
Atau melepas perasaan ini.
Tapi memang perasaan ini bukan milik gue.
Mereka cuma dititipin sebentar sama gue.
Di waktu yang berlari cepat itulah,
mereka adalah segalanya yang ada di pikirin gue.
Bukan cuma di pikiran. Tapi juga di dalam sini.
Kekosongan ini adalah ketakutan gue.
Takut kalau mereka akan melupakan gue.
Takut kalau pernah ada di antara kita
jadi gak ada sama sekali besoknya.
Dan kalau itu beneran terjadi,
hati gue pasti gak terima.
Di malam ini juga,
gue mempersiapkan diri.
Supaya kalau besok datang,
dan semua tentang kita harus hilang,
gue bisa menyimpan mereka di hati gue aja.
Sampai nanti hati ini harus bicara
kepada yang membuatnya.
sebelum gue bener-bener pulas,
tiba-tiba ngerasa kosong. Sekosong-kosongnya.
Ada sesuatu yang begitu besar
dan berarti selama ini tiba-tiba hilang.
Sesuatu yang gue gak kira ada.
Malah gak pernah gue pikirin.
Tiba-tiba hilang...
Gue jadi inget, waktu nyokap
kehilangan kakak gue untuk selamanya.
Dia pasti ngerasa kosong dan sedih luar biasa.
Lebih kehilangan dan sedih dari gue sekarang.
Tiba-tiba aja hati gue basah.
Oleh air matanya sendiri.
Dada gue bisa ngerasain.
Dan badan gue jadi lemes.
Pelan-pelan gue pikirin.
Apa yang sebenarnya diambil.
Apa yang sekarang udah gue gak punya lagi.
Yang begitu berarti.
Begitu besar dan bermakna.
Memberi nafas bagi hidup gue.
Di hati kecil gue, sebenarnya udah tau jawabnya.
Tapi gue terlalu sadis sama diri gue sendiri.
Jadi akan gue simpen terus dalam hati gue.
Bukan karena gue gak mau berbagi.
Atau melepas perasaan ini.
Tapi memang perasaan ini bukan milik gue.
Mereka cuma dititipin sebentar sama gue.
Di waktu yang berlari cepat itulah,
mereka adalah segalanya yang ada di pikirin gue.
Bukan cuma di pikiran. Tapi juga di dalam sini.
Kekosongan ini adalah ketakutan gue.
Takut kalau mereka akan melupakan gue.
Takut kalau pernah ada di antara kita
jadi gak ada sama sekali besoknya.
Dan kalau itu beneran terjadi,
hati gue pasti gak terima.
Di malam ini juga,
gue mempersiapkan diri.
Supaya kalau besok datang,
dan semua tentang kita harus hilang,
gue bisa menyimpan mereka di hati gue aja.
Sampai nanti hati ini harus bicara
kepada yang membuatnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)