Friday, December 30, 2005

"Oom Glenn... Where are you?

Pagi ini adalah pagi terakhir tahun 2005.
Gue duduk di sebuah cafe yang sering gue singgahi selama 2005.
Lagi asik-asiknya internetan,
tiba-tiba Hp berdering. Suara anak kecil di seberang:
"Oom Glenn... Where are you?" Dengan terbata-bata.
Dia adalah Tiara, anak temennya gue, Irene dan Candra.
Umurnya 3 tahun.

Gak tau kenapa, pertanyaan Tiara mengiang terus di hati gue.
"Oom Glenn... where are you?"
Pertanyaan yang selama ini selalu gue hindari.
Pun kalau gue tanyakan kepada diri gue sendiri.
Ada di mana gue sekarang?

Mungkin akan lebih gampang dijawab
kalau gue tau udah ke mana aja
dan akan ke mana nanti.
Sayangnya gue gak pernah memikirkan itu.
Jalan aja terus. Kerja aja terus.
Dari sini ke sana. Dari sana ke sini.
Dari hari ke hari, tahun ke tahun.

Dan, seorang anak 3 tahun udah mengingatkan gue,
untuk berani dan mau meluangkan waktu menjawab pertanyaan itu.
Bukan soal masa lalu, bukan soal masa depan.
Tapi soal sekarang.
Mungkin ini adalah PR dan kado malam tahun baru
paling berarti buat gue.

"Tiara, I will think of the answer to your question.
Tonite. On New Year's Eve.
Wish me luck, sayang...

And I wish you Happy New Year.
I will say my little prayer for you.
May God always leads every little steps you take.
And so if one day, someone ask you of where you are,
you will have the answer. Right away.

Love you, Oom Glenn."

Wednesday, December 14, 2005

My New Year's Resolution

I want to live
I want to die

I want to fly
I want to fall

I want to love
I want to hurt

I want to be a giant
I want to be a dwarf

I want to be your friend
I want to be your foe

I want to be an Art Director
I want to be a Copywriter

I want to win
I want to loose

I want to be a smart
I want to be a dumber

I want to be the first
I want to be the last

I want to be anything
I want to be nothing

I want to be special
I want to be common

And yes, I want to be a man
I want to be a woman

I just want to be me.
And you just want to be you.

And so we can be friend.
And so we can be lover.
And so we can be.

Have a wonderful New Year,
wonderful future.
For all you, all of you,
thank you for being my friends.

Monday, December 12, 2005

Raksasa Maya Dunia Iklan

Sekagum-kagumnya saya pada Neil French,
David Droga, Jureeporn Thaidumrong,
saya tidak akan merasa kehilangan kalau suatu hari
mereka meninggal dunia.
Padahal mereka bekerja di dunia yang sama dengan saya.

Tapi saya ingat, ketika Ibu Theresa,
Lady Diana, Paus Yohanes Paulus,
meninggal dunia, entah mengapa saya merasa kehilangan.
Saya merasa ada bagian dari diri saya yang ikut hilang.
Harapan yang ikut mereka bawa.
Padahal, mereka tidak ada hubungannya dengan dunia saya.

Steve Jobs, Stephen Spielberg, Vera Wang,
Madonna, Nelson Mandela, Su Kyi dan banyak nama lagi
yang selalu saya doakan supaya panjang umur
dan selalu bisa berkarya.
Saya pikir, dunia membutuhkan mereka.
Mereka menjadi inspirasi bagi dunia.
Memperkaya kehidupan kita.
Setidaknya saya pribadi.

Di tengah lautan karya,
hasil perenungan, imajinasi, harapan,
dan kepekaan, nama-nama besar itu berkarya.
Bukan hanya untuk dirinya sendiri
tapi juga untuk orang lain. Untuk dunia.
Dunia iklan menjadi begitu kecil.
Mikroskopis.

Dunia tidak akan berhenti berputar tanpa iklan.
Dunia tidak akan menyesal kalau iklan tiada.
Dunia tidak akan menangis kalau orang iklan meninggal.

Sampai saat ini saya hidup di dunia iklan.
Tidak, saya tidak menyesalinya.
Saya menikmati kehidupan saya sekarang.
Tapi saya ingin berbuat banyak dan lebih banyak untuk orang lain.
Saya ingin kita bisa saling berbagi apa yang kita tahu,
rasa, fikir, imajinasi tanpa prasangka buruk.

Saya sadar-sesadarnya,
dunia iklan sekarang dipenuhi dengan egomaniak
yang hanya memikirkan kemakmuran dan keharuman namanya sendiri.
Para pecinta diri, yang menghalalkan segala cara,
untuk kemuliaan dirinya sendiri.
Menjadikan diri sendiri, raksasa maya di dunia mikroskopis.
Bahkan di tengah keadaan yang sedang
terpuruk ini, mereka tidak lupa untuk saling nyinyir.
Saling sindir. Saling sinis.
Benar-benar memalukan.
Sudah tidak ada artinya, saling membunuh pula.
Astaghfirullah!

Saya pikir, adalah tantangan bagi generasi saya
untuk bisa berpikir, melihat dunia iklan dengan lebih luas lagi.
Untuk tidak sekedar bikin iklan, tapi bikin pergerakan.
Pergerakan yang bisa memberikan inspirasi bagi orang lain.
Terkesan berlebihan? Saya rasa tidak.

Gelang karet Nike misalnya. Sangat inspiratif.
"Ah itu kan brand besar! klien gue mah cere-cere!"
Teman, saya tidak berharap kita melakukan hal sama besok.
Tapi kita bisa mengambil aspirasinya.
Keluasan maksud dan tujuan yang disampaikan
dengan cara sangat sederhana. Gelang karet.

Saya tidak ingin selamanya,
duduk di ruang meeting bersama klien
dan membahas apakah warna cyan bisa
dinaikkan menjadi 120 persen.

Amigos Para Siempre,
Selamat Natal dan Tahun Baru 2006

Tuesday, December 06, 2005

narasi yang terlupakan waktu acara the copymakers

(I)
Cukup lama untuk saya memikirkan,
apa yang malam ini pantas untuk disajikan kepada teman-teman semua.
Dan jujurnya, sampai sekarang juga
Belum puas tapi, kata Nadya gak boleh diundur…

Di tengah teman-teman creative professional,
Membahas soal teknik copywriting.
Rasanya jadi basi sekali.
Apalagi saya yakin, di ruangan ini banyak
Yang lebih pantas dan kompeten untuk memberikan materi itu.

Akhirnya, saya memutuskan untuk mencoba
Membayangkan, berimajinasi, berfantasi,
Mengundang teman-teman untuk
Bertandang ke rumah saya.

Saya membayangkan,
Yang pertama akan teman-teman temui adalah Mbak Pargi.
Senyum tulusnya akan mengucapkan
Selamat datang tanpa harus berkata-kata.

(II)
Di bagian pertama,
Saya ingin mengajak teman-teman,
Untuk sejenak melupakan bahwa kita adalah orang iklan.
Sesekali kita rayakan kembali
Kepekaan kita, kemanusiaan kita.

Manusia yang hidup oleh hembusan udara
Untuk hidup, dan menghidupi kehidupan sekitarnya.
Menjadikannya tumbuh, berkembang
Dan kehidupan kita pun semakin berarti.

Sama seperti pertemanan kita,
Harapan, adalah teman kekhawatiran,
Keyakinan, adalah teman kekecewaan,
Cinta, adalah teman kesedihan.

Perlawanan antara yang baik dan yang jahat.
Yang benar dan yang salah
Menjadi bagian tak terpisahkan

Tapi hidup harus jalan terus.
Walau sampai kita harus kehilangan segalanya.
Sampai tiada yang tersisa.

Adalah harapan keyakinan dan cinta pula
Yang akan menolong kita.
Sehingga air mata akhirnya
Menghidupkan kembali
Semangat dan kehidupan sekitar kita.

Sampai waktu kita usai nanti

(II)
Minggu lalu, saya dan Dita jalan bareng.
Menemukan 3 buku berisikan
Perjalanan iklan dari tahun
60an, 70an, 80an.
Setiap buku menyimpan ratusan iklan cetak.
Setiap iklan menyimpan kisah sebuah masa.
Sebuah masa yang menyimpan sejarah.

Di tengah kejenuhan archive awards,
3 Buku itu bisa menjadi alternatif yang menyimpan harapan.
Untuk menghasilkan sesatu yang baru lagi…

Semoga saja apa yang dari masa lalu,
Bisa kita bawa ke masa kini untuk masa nanti.

Saya sudah memilihkan
Iklan-iklan yang menurut saya menarik.
Dengan kaca mata masa kini.
Untuk saya bagi ke teman-teman malam ini.

Karakter manusia yang begitu kuat.
Menyajikan kemerdekaan berpikir.
Tidak ada grid, tapi tetap estetis.
Beberapa memang tidak memiliki ide besar-seperti istilah masa kini-
Tapi memiliki pemahaman
Tentang manusia dan kemanusiaan yang luar biasa.

Tidak ada aturan dalam penulisan copy,
Semua mengalir begitu saja.
Apa adanya. Bahkan terkesan lugu.
Begitu jujur. Jauh dari kesan sinis dan nyinyir.

Perbedaan warna kulit, ras
Dilihat sebagai sebuah kekayaaan.
Perhatikan perlawanan bentuk.
Pendobrakan warna.
Permainan harmonisasi.

Bukan, kita tidak harus bikin iklan seperti ini.
Tapi selalu ada yang bisa kita ambil.
Dan hanya dengan kepekaan,
Kita bisa mengambil kemerdekaan,
Kemanusiaaan, kejujuran, ketidak bakuan,
Semangat, pemikiran, warna, bentuk
Dan ribuan hal lain.
Untuk kita hayati, perkaya, perbaharui
dalam memperkaya iklan kita sekarang.

(IV)
Sudah seharusnya Iklan bergerak sesuai zamannya.
Mewakili sebuah pemikiran
Semangat dan pergerakan masa kini.
Bukan iklan yang berjalan di tempat.
Apalagi sekedar lucu-lucuan.
Atau asal seru, asal ada stopping power, asal meriah,
Bahkan tidak lagi bisa asal simpel.

Saya yakin, saat ini ada yang berkata dalam hati
“Ah ribet banget sih loe! Kayak Biakto aja!”

Tapi untuk saya, penggalian pemahaman seperti inilah
Yang bisa membuat kita tetap bertahan dan hidup di dunia iklan.
Tanpa ini semua, dunia iklan
Menjadi begitu kering.
Seperti tambang minyak yang tak lagi bisa dikeruk
Setelah semua minyaknya diambil.
Bahkan setitis minyak tersisa,
Bisa bikin kita saling bunuh-bunuhan.
Benar-benar sedih dan menyedihkan.

(V)
Bagian berikut ini mungkin bisa
Membuka pikiran kita.
Akan segala kemungkinan dan harapan yang ada
Di sekitar kita.

Beberapa bagian dari film-film berikut
Saya ambil karena menurut saya, memiliki naskah yang
Tak sekedar baik, tapi bisa membuka pikiran.
Membawa pembaharuan cara pikir, pola pikir.
Siapapun yang menulisnya,
Pasti memiliki kepekaan yang luar biasa.
Kepekaan pada sekitarnya dan
Kepekaan pada diri sendiri di atas segalanya.

Atau sebuah pertunjukan fashion buatan Indonesia asli
Yang bukan saja menjadi inspirasi saya selama bertahun-tahun,
Tapi juga tak pernah gagal untuk menghibur
Ketika saya kehilangan kepercayaan diri
Sebagai orang Indonesia.

Dari pertunjukan itu saya belajar, Indonesia adalah Negara tangan.
Buatan tangan, kerajinan tangan,
Karya tangan, prakarya…
Menginspirasikan Cecil, Yuli dan saya
Untuk mencoba bikin iklan yang semuanya dibikin tangan.

(VI)
“kenapa sih pengen jadi freelancer?”
“emang enak ya jadi freelancer?”
“caranya gimana?”
20 menit ke depan adalah apa yang saya saksikan,
tepat di malam sebelum saya mengajukan surat pengunduran diri.
Dan sampai sekarang,
Saya terus menemukan inspirasi-inspirasi baru.
Bukan hanya untuk membantu pekerjaan saya,
Tapi juga mengasah kepekaan saya.
Selamat menyaksikan…

(VII)
Sekarang, sebagian mimpi, harapan, keinginan, inspirasi,
Perasaan saya selama ini telah saya bagi.
Saya belum tau,
Akankah berguna untuk teman-teman semua…
Atau hanya sekedar memenuhi
Nafsu pribadi
supaya saya tidak lagi merasa kesepian.
Untuk itu semua,
Saya mau bilang
Terima kasih mau jadi teman saya.

Sampai ketemu lagi dan met dugem.
ati-ati di jalan!