Monday, June 16, 2014

Waktunya Bersuara

Pemilu kali ini, adalah Pemilu yang paling menggairahkan. Dua calon pemimpin keduanya memiliki keunggulan. Dan masing-masing memiliki cara dan gaya yang berbeda. Makanya, wajar kalau timses dan pendukung bekerja keras untuk memenangkan kandidatnya.

Bandingkan dengan beberapa Pemilu sebelumnya yang pemenangnya sudah diketahui sebelum rakyat bisa memilih. Sudah ditentukan.

Diantara semua Pemilu yang pernah saya ikuti, bisa dibilang tahun ini paling meriah. Dengan semakin berperannya sosial media di 2 Pemilu terakhir, lebih banyak yanh bisa menyuarakan pendapatnya. Bahkan tak ada lagi kata "rahasia" dalam LUBER buat para netizens.
Bagus atau tidak? Saya tidak tahu. 

Termasuk buat saya yang separuh umur di Indonesia, hidup dalam pembungkaman. Pendapat dan pemikiran saya mengenai Pemilu di awal hidup saya, semua disimpan dalam hati. Karenanya saat sekarang bisa bersuara, saya benar-benar merasa menjadi bagian dari yang disebut Pesta Rakyat.

Sehingga mungkin buat banyak orang, kelepasan ini adalah kenorakkan yang menjijikan. Untuk itu saya minta maaf. Mungkin karena kita dibesarkan dan memiliki latar belakang keluarga yang berbeda.

Mencintai Indonesia buat saya bukan perkara mudah. Tidak bisa diucapkan, karena sudah dibungkam. Hanya bisa melalui pembuktian demi pembuktian kerja tanpa henti. Dan tak selalu menghasilkan bahkan terkadang dikhianati.
Tragedi 98 jangan pernah dilupakan dan jangan pernah terulang lagi.

Lima tahun sekali, hanya lima tahun sekali kita berpesta. Menyuarakan pendapat, dukungan, dan harapan kepada CaPres jagoan kita. Sehingga buat saya upaya untuk membungkam ini adalah kecurangan. Tapi mungkin, karena tidak semua pernah merasakan dibungkam. Ketika pendapat dan suara hati hanya berhak disimpan dan terkadang menusuk ulu hati.

Kalau saya ikut dalam kemeriahan Pesta Rakyat tahun ini adalah juga upaya agar saya diterima sebagai warga negara Indonesia. Sesuatu yang seumur hidup saya perjuangkan. Karena saya tidak bisa membayangkan hidup dan berkarya di negara lain.

Percayalah, betapa pun menderitanya karena keriuhan 5 tahunan ini, akan lebih menderita saat dibungkam nanti.

Penulis: Anonim