Friday, November 21, 2008

Emosional Vs Fungsional

Tuhan Maha Dahsyat!

Manusia diciptakan dengan begitu sempurna. Dengan pikiran dan perasaan.

Tapi mengapa orang iklan dan marketing, membedakan komunikasi dalam 2 hal.

Komunikasi yang emosional, dan komunikasi yang fungsional?

Bukankah keduanya saling membutuhkan dan berhubungan?

Hampir semua produk/brand yang sukses di dunia,

bisa memenuhi keduanya dengan baik.

Ipod, inovasi terbesar abad ini, memenuhi keduanya.

Secara emosi, gaya, keren, dll. Secara fungsi, praktis, gampang, suaranya bagus dll.

Dan, hampir semua keputusan yang berakibat buruk,

disebabkan karena hanya menggunakan salah satu.

Keputusan emosional semata atau fungsional semata.

Jatuh cinta karena emosional semata, bisa kacau nantinya.

Cinta gak bisa bikin perut kenyang. Perut lapar bikin otak gak bekerja.

Jatuh cinta karena fungsional semata, bisa hancur juga.

Perasaan hilang. Bercinta jadi kewajiban. Semua jadi hambar.

Demikian juga dengan bekerja, persahabatan, dan keputusan lainnya.

Seberapa sering kita melihat iklan yang begitu emosional,

tapi tidak menggerakkan kita untuk membeli?

Seberapa sering kita melihat iklan yang begitu fungsional,

tapi tidak menggetarkan kita untuk mencintai brand-nya?

Dengan pemahaman ini,

mulai saat ini, gue tidak lagi percaya iklan/komunikasi harus dibagi 2.

Emosional atau fungsional.

Tapi harus keduanya.

Harus seimbang.

Karena seperti itulah Tuhan menciptakan kita lengkap adanya.

Jadi, kalau ada orang iklan/marketing yang bilang

kalau komunikasi harus dibedakan emosional dan fungsional, jangan percaya.

Karena orang iklan/marketing yang berkata demikian,

sedang berusaha menjadi lebih dari hebat Tuhan.

:)