Aku pernah ceritera ama Glenn, tentara
Sultan Agung waktu nyerang Betawi
ransumnya gudeg kendil. Rasional, sih.
Gudeg tahan lama. Cukup ngenyangin.
Ada karbohidrat, gula, dan coklat (eh,
yang ini warnanya). Trus kalo udah habis
kendilnya bisa buat tutup kepala kalo
hujan (ini mengilhami helm-nya
Wehrmacht, tentara Jerman Perang
Dunia II itu loh). Juga ini mwengingatkan
para perajurit untuk selalu rindu pada
para isteri yang membuatkannya. Di
sepanjang perjalanan ke Betawi juga
mengilhami industri gerabah sepanjang
Krawang Bekasi. Btw, karena
banyaknya kendil yang pecah penjadi
kreweng (pecahan kendil) maka tempat
itu kemudian diberi nama Krawang.
Batalyon pasukan Sultan Agung itu
kemudian kemping di tempat yang
sekarang bernama Matraman. Satu
kampi lagi, Kompi Tumenggung
Wiraguna, kemping di selatan, di tempat
yang sekarang namanya Wiragunan
atau Ragunan.
He he he he ... ini sama ahlinya dengan
Glenn yang membela lay-out buatannya
dengan menyebut nama penlis buku
grafis yg ngga ada.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Cieeehhhh.... :))
Post a Comment