Thursday, September 11, 2008

Storyboard Imajinasi

Pagi ini gue ke bank. Ada banyak urusan perbankan dan asuransi yang keteteran. Alhamdulillah pagi ini ada waktu.

Ketika sedang berada di counter mengurus satu persatu kebutuhan perbankan gue, tiba-tiba terdengar suara dari belakang menyela "maaf ya pak, ini tolong ibu ini diurus dulu... maaf ya pak... maaf." Gue menengok ke arah suara itu yang dari seragamnya kelihatan punya kedudukan lebih tinggi. Sementara di sebelahnya, seorang ibu agak gemuk masih mengenakan daster, dengan rambut acak-acakan, menggenggam tissue sambil sesekali mengusap matanya. Gue buru-buru berkata "Oh iya gak apa-apa... silakan... silakan."

Tanpa ba-bi-bu ibu itu setengah berteriak ke arah customer service "mbak saya lagi musibah... uang saya dibobol lewat e-banking". Matanya terus mengeluarkan air mata. Wajahnya tampak pasrah dan kesal. Di belakangnya berdiri anak perempuannya menemani.

Gue berusaha untuk melihat ke arah lain. Sambil sesekali melihat ke arah wajah ibu tersebut. Di kepala gue storyboard pun mulai digambar...

Sepertinya ibu adalah seorang pengusaha rumahan. Mungkin dia punya usaha konveksi di rumah. Dari usaha konveksi itulah dia membesarkan dan menyekolahkan anaknya. Rupiah demi rupiah ia kumpulkan dengan susah payah. Niatnya punya uang lebih supaya di hari Lebaran bisa merayakan dengan sedikit kemewahan.

Jalan-jalan ke Ancol, beli baju baru, kirim uang ke orang tua, beli makanan, bersilaturahmi sambil membawa buah tangan dan ribuan impian indah buat berlebaran nanti. Kebetulan semalam, mantan suami ibu ini ingin pinjam uang. Ibu ini menyanggupi dengan mengirimkan uang melalui e-banking.

Tapi apa daya, malang tak dapat ditolak, pagi harinya ibu ini menemukan tabungannya tersisa Rp 25.000,- yang merupakan limit terendah tabungan. Semua nya terkuras habis. Lututnya gemetar dan hatinya perih. Ingin teriak tak tau menyalahkan siapa. Ingin menangis tapi sadar tak akan mengembalikan uang yang hilang.

Dengan mengumpulkan segenap tenaga yang tersisa, bersama sang putri berangkat ke bank. Walau tau, bank tak bisa berbuat banyak, tapi usaha tetap harus dicoba. Demi semua impian, demi semua kerja keras selama setahun.

Langsung deh... mata gue mulai agak dingin dan dada gue mulai panas. Sebelum beranjak gue cuma bisa berkata "tabah ya bu...". Ibu itu tampak sedikit terkejut untuk kemudian mengangguk sambil berkata kecil "terima kasih..."

Sesudah keluar gue mikir, gila ya gue... Kan yang tadi cuma ada di storyboard di kepala gue doang. Gue yang menciptakan cerita tadi. Yang bisa jadi melencong jauh dari kenyataan. Tapi entah kenapa gue yakin banget sama cerita itu, sampai-sampai larut terbawa emosi.

Di luar bank gue jadi pengen ketawa sendiri tapi masih pengen nangis juga. Hahaha serba salah. Banyak karyawan kantoran lalu lalang, melihat gue. Entah apa storyboard di kepala mereka melihat gue begini....

2 comments:

AnakAyamNyasar said...

Kalau saya yang sedang lewat di depan bank tsb, lalu liat mas glenn, mungkin ini storyboard yg muncul dikepala saya:

sepertinya si pria yang entah ingin tertawa, juga ingin menangis ini adalah pengangguran... Tapi lebih mungkin adalah seniman yang menggantungkan hidup dari jualan seni karyanya.

Selama ini ia merasa cukup dengan pendapatan dan kehidupannya, hingga semalam, ia mulai bosan dan berpikir untuk buka usaha sendiri. Besok paginya, ia mengecek jumlah saldo di bank, lalu menyadari, jumlah tabungannya tak cukup sebagai modal.

Lalu terpikirlah ia untuk mengajukan pinjaman KTA yang sedang musim ditawarkan oleh bank2... Ternyata, persyaratan untuk dapat KTA itu sulit, perlu SIUP, NPWP, dll. Sementara seniman sendiri tak punya surat macam SIUP. Maka curhat lah ia pada si non marketing yang simpatik...

Tanpa terasa, curhat colongan dengan non marketing yang manis berlanjut dengan bertukar nomor dan janjian dinner bareng weekend nanti...

Maka keluarlah si seniman dari bank, dengan muka ingin menangis karena tak dapat mengajukan pinjaman untuk modal, tapi mukanya juga ingin tertawa, karena baru dapat kenalan cewe cantik dan manis... ;-P

Anonymous said...

gue cuma bisa merasa tuhan sedang mengujinya untuk naik lebih ke atas lagi, duh...gue juga hari ini dapet cerita dari kenalan, seorang ibu, dia baru aja ludes dicopet, dulunya ditipu sampe gak ada yang tersisa. kayaknya gak pernah ada akhirnya. tapi yang bikin gue kagum, dia masih senyum, masih bisa bangun dari nol lagi dengan bikin usaha jualan kue nastar buat bekal lebaran nanti...