Kenapa ya,
kok sekarang males ketemuan sama orang.
Lebih seneng ketemuan sama kamu.
Males juga ngobrol-ngobrol sama temen.
Apalagi ngomongin soal iklan.
Lebih menikmati kalau bibirnya dipakai untuk yang lain.
Sama kamu.
Tangan dan jari yang selama ini
hanya dipake untuk pegang laptop, pensil dan handphone,
sekarang menemukan fungsi barunya.
Memegang leher kamu.
Mall-mall jadi gak menarik lagi.
Cenderung membosankan.
Lebih seru di apartemen kecil, sambil dengerin CD,
makan malam, dan lilin aromaterapi biar ruangan gak bau.
Sama kamu.
Bolak balik buku iklan kok jadi gak asik lagi ya?
Gila... bisa tiba-tiba gini!
Lebih asik bolak-balik lembaran kehidupan kamu.
Kok bisa ya?
Deadline kenapa jadi gak penting lagi?
Kerjaan jadi gak penting lagi?
Mall jadi gak penting lagi?
Gue jadi gak penting lagi?
Hanya karena kamu.
PS:
Teman-teman... sorry kalau belakangan ini gue sibuk.
Sunday, February 19, 2006
Tuesday, February 14, 2006
15 Pebruari 2005
Gue inget banget,
sehari sesudah hari kasih sayang tahun lalu,
gue memutuskan untuk keluar dari OgilvyOne.
Persis setahun yang lalu.
Setahun.
Gila... cepet banget waktu lewat.
Di hari ini, gue pengen merayakannya dengan berbagi
apa yang gue rasakan dan pikirkan waktu itu.
Bahkan sampai hari ini.
Gak ada yang istimewa sebenarnya
selain sebuah kata, kemerdekaan.
Gue rindu kemerdekaan.
Merdeka sebagai manusia biasa yang berpikir,
berkehendak dan merasa.
Karena bukankah tidak ada yang benar dan salah di dunia ini?
Semua adalah soal interpretasi.
Benar dan salah.
Hitam dan putih.
Kanan dan kiri.
Atas dan bawah.
Semua tergantung dari mana kita melihatnya.
Dan seandainya kita memutuskan untuk membelenggu
kemerdekaan untuk sekedar mempertahankan hidup,
hidup macam apa yang kita jalani?
Ketika kita memilih untuk memenjarakan
kemerdekaan berpikir, berkehendak dan merasa
hanya untuk memperkaya hidup,
kemiskinan hidupa apa yang akan kita alami?
Dan untuk itu semua, gue benar-benar diberkahi Tuhan.
Gue sendirian menjalani kemerdekaan ini.
Gak perlu mikirin susu untuk anak.
Gak perlu deg-degan karena dapur mampet.
"Emang loe gak pikirin soal masa depan?"
kata seorang teman dekat gue.
"Ah kalau masa depan mesti gue pikirin sekarang,
maka yang sekarang akan sulit untuk gue nikmati" jawab gue.
Bukankah sejak kecil kita diajari untuk beriman.
Bahwa Tuhan akan selalu bersama umatnya yang tak pernah melupakannya.
Bahwa surga ada di telapak kaki ibu.
Bahwa rezeki datang dari Tuhan.
Surga bukan di telapak kaki pemilik agency.
Rezeki bukan datang dari klien.
Pemilik agency dan klien adalah sekedar perantara.
Sekedar kepanjangan tangan.
Seperti kita semua, mereka bukan Tuhan.
Gue percaya banget sama perkataan David Ogilvy ini:
"If you have a nice, attractive, gentle, kind, human agency,
you don't have to pay so much.
And it attracts the best employees and
it attracts the most attractive clients.
It'll also give you a happier time on your way through life."
Agency yang baik, menarik, berbudi halus, lembut dan manusiawi.
Karena agency seperti inilah yang akan menarik
karyawan terbaik dan klien yang menguntungkan.
Menurut gue, ini adalah pemikiran yang sederhana dan masuk akal.
Dengan pemikiran ini pula, tolong kasih tau gue,
agency mana yang seperti ini sekarang?
Kalau ada, akan gue bayar dengan kemerdekaan gue.
sehari sesudah hari kasih sayang tahun lalu,
gue memutuskan untuk keluar dari OgilvyOne.
Persis setahun yang lalu.
Setahun.
Gila... cepet banget waktu lewat.
Di hari ini, gue pengen merayakannya dengan berbagi
apa yang gue rasakan dan pikirkan waktu itu.
Bahkan sampai hari ini.
Gak ada yang istimewa sebenarnya
selain sebuah kata, kemerdekaan.
Gue rindu kemerdekaan.
Merdeka sebagai manusia biasa yang berpikir,
berkehendak dan merasa.
Karena bukankah tidak ada yang benar dan salah di dunia ini?
Semua adalah soal interpretasi.
Benar dan salah.
Hitam dan putih.
Kanan dan kiri.
Atas dan bawah.
Semua tergantung dari mana kita melihatnya.
Dan seandainya kita memutuskan untuk membelenggu
kemerdekaan untuk sekedar mempertahankan hidup,
hidup macam apa yang kita jalani?
Ketika kita memilih untuk memenjarakan
kemerdekaan berpikir, berkehendak dan merasa
hanya untuk memperkaya hidup,
kemiskinan hidupa apa yang akan kita alami?
Dan untuk itu semua, gue benar-benar diberkahi Tuhan.
Gue sendirian menjalani kemerdekaan ini.
Gak perlu mikirin susu untuk anak.
Gak perlu deg-degan karena dapur mampet.
"Emang loe gak pikirin soal masa depan?"
kata seorang teman dekat gue.
"Ah kalau masa depan mesti gue pikirin sekarang,
maka yang sekarang akan sulit untuk gue nikmati" jawab gue.
Bukankah sejak kecil kita diajari untuk beriman.
Bahwa Tuhan akan selalu bersama umatnya yang tak pernah melupakannya.
Bahwa surga ada di telapak kaki ibu.
Bahwa rezeki datang dari Tuhan.
Surga bukan di telapak kaki pemilik agency.
Rezeki bukan datang dari klien.
Pemilik agency dan klien adalah sekedar perantara.
Sekedar kepanjangan tangan.
Seperti kita semua, mereka bukan Tuhan.
Gue percaya banget sama perkataan David Ogilvy ini:
"If you have a nice, attractive, gentle, kind, human agency,
you don't have to pay so much.
And it attracts the best employees and
it attracts the most attractive clients.
It'll also give you a happier time on your way through life."
Agency yang baik, menarik, berbudi halus, lembut dan manusiawi.
Karena agency seperti inilah yang akan menarik
karyawan terbaik dan klien yang menguntungkan.
Menurut gue, ini adalah pemikiran yang sederhana dan masuk akal.
Dengan pemikiran ini pula, tolong kasih tau gue,
agency mana yang seperti ini sekarang?
Kalau ada, akan gue bayar dengan kemerdekaan gue.
Wednesday, February 01, 2006
David Ogilvy
"
If you have a nice, attractive, gentle, kind, human agency,
you don't have to pay so much.
And it attracts the best employees and
it attracts the most attractive clients.
It'll also give you a happier time on your way through life.
"
David Ogilvy
If you have a nice, attractive, gentle, kind, human agency,
you don't have to pay so much.
And it attracts the best employees and
it attracts the most attractive clients.
It'll also give you a happier time on your way through life.
"
David Ogilvy
Subscribe to:
Posts (Atom)