Suatu hari gue menerima message di tembok Facebook dari seorang teman lama. Teman gue ini, terkenal pandai, cerdas, pemikir ulung, terkenal dan kaya raya. Pokoknya kombinasi seimbang antara brain, beauty and behavious! Gue bangga banget bisa temenan sama dia.
Isi message itu adalah:
"BUSET temen loe sampe 1200 an lebih! Emang loe kenal semua?"
Message di wall itu gue cuekin karena gue merasa message tersebut hanya sekedar untuk menyapa gue aja.
Gue cuma bales:
"WOI! Apa kabar loe?"
Gak dibales.
Akhirnya di pameran Citra Pariwara kemaren, kebetulan gue dan dia papasan lagi. Dengan spontan gue menyapa cium pipi kanan dan kiri sambil setengah berteriak:
"Woiii apa kabar sayuuuur"
Eh gak disangka gak diduga, pertanyaan pertama dia tetap sama:
"Emang temen loe di Facebook sampe ribuan gitu?!"
Kali ini nadanya agak sedikit sinis dan melecehkan. Seperti biasa, gue paling bisa mengontrol serangan seperti ini. Dengan santai gue menjawab:
"Ah ya enggak laaaah itu kan banyak mahasiswa. Lagian banyak kok kenalan baru di situ. Ya gue sih enggak apa-apa lah. Seneng-seneng aja!"
Dengan wajah setengah nyinyir dia berkata lagi:
"Menurut gue itu ego booster (agak lupa kata-kata persisnya -red) loh kayak gituan!"
Karena gue merasa diskusi seperti ini gak penting, akhirnya gue merespons dengan tertawa aja. Diringin pertanyaan "eh gimana menurut loe nih iklan-iklan?" Pembicaraan pun beralih. PUGH! Lega juga.
Sampai suatu saat kita mengadakan pesta perpisahan. Dia akan hijrah ke luar negeri. Pesta perpisahan itu dihadiri oleh beberapa teman lama gue di kantor yang lama. Di tengah keseruan membahas masa lalu, tiba-tiba teman gue bertanya setengah berteriak sehingga seluruh teman mendengar:
"Eh Glenn, emang loe kenal semua sama temen loe yang ribuan itu di Facebook?"
Gue agak syok sedikit. Gue pikir udahan topiknya. Akhirnya gue tertawa aja. Sambil berkata:
"Ah itu kan cuma Facebook. Bukan Heartbook. Siapa yang ada di hati gue cuma gue yang tau kaaaan?"
Pugh lega lagi untuk kedua kalinya.
---
Dua hari ini gue agak rajin nulis dan upload di Facebook, Multiply, Blogspot gue. Dan dalam hitungan jam, lumayan banyak respons dari teman-teman lama yang bikin gue jadi inget lagi sama mereka. Dan yang lebih serunya, ada juga teman-teman "baru mulai kenalan" di Facebook yang sekalian komen sekalian ajak kenalan.
Gue seneng. Karena buat gue, bukan urusan kenal gak kenal. Bukan urusan teman atau bukan teman. Tapi Facebook semacam sarana untuk berhubungan dengan teman yang sudah kita kenal, dekat ataupun selintasan. Dan sarana untuk memulai hubungan pertemanan baru. Gak ada salahnya dengan itu semua kan?
Seandainya teman lama gue itu masih ada di sini, gue pengen bilang:
"Jangan terlalu serius lah. Buat gue, it's only Facebook!"
----
Dan hari ini, sebelum gue menulis postingan ini, seorang teman yang termasuk dalam gang Brain, Beauty dan Behaviour baru masuk ke dalam Facebook. Tulisannya berjudul:
What happened to the thousand masks of us in this Facebok?
Di tulisan ini, dia menyampaikan bahwa setiap orang memiliki "topeng" nya yang akan kita pilih untuk dipakai saat masuk dalam komunitas yang berbeda. Dan itulah sejatinya manusia. Keberadaan Facebook ini mengenyahkan itu semua karena Facebook membuka banyak hal tentang diri kita. Bagi dia ini menakutkan.
Tidak ada yang benar atau salah. Tapi gue jadi salah tingkah sendiri sekarang. Gue yang terlalu santai dalam menyikapi Facebook, atau mereka yang terlalu serius? Atau dua-duanya sah-sah aja? Lalu kenapa kalau gue santai, diserang 3 kali?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Friend.. fb kau namanya apa ?? mau donk di add...biar lebih rame...
Post a Comment