Gue baru aja selesai baca-baca buku soal India. Negara, penduduknya, kebudayaannya dan segala macam yang memang dari dulu selalu menarik perhatian gue.
Ada satu hal yang amat menarik.
Penduduk India percaya kalau seluruh manusia di muka bumi ini dibagi dalam 2 kelompok besar.
1. The Giver (Pemberi)
2. The Taker (Penerima/Pengambil)
The Giver adalah orang yang selalu memberi dengan berbagai cara. Memberi pengetahuan, layanan, kasih sayang, perhatian, uang, dan lain-lain. Bahkan ketika kita bertandang ke rumah orang dan membantu mencuci piring pun termasuk dalam kelompok ini.
The Taker adalah orang yang selalu menerima dan mengambil apapun yang diinginkannya. Mengambil yang memang hak nya atau pun yang bukan hak nya. Meminta sebotol minyak zaitun ekstra yang dibagikan gratis di pesawat untuk dibawa pulang pun termasuk dalam kelompok ini.
The Giver, selamanya tidak akan pernah hidup berkelebihan. Karena The Giver percaya segala yang lebih, itu bukan hak nya dan berkewajiban untuk memberikannya kepada yang membutuhkan atau yang meminta (The Taker). The Giver juga percaya bahwa dengan memberi, melayani, mengabdi dengan tulus, maka kehidupannya akan berjalan harmonis.
Menjadi The Giver tak berarti harus kaya raya. Karena seperti disebutkan tadi, apapun bisa jadi bentuk untuk diberikan kepada sesama.
Walau tak pernah berkelebihan atau kaya raya, The Giver akan merasa hidupnya cukup. Pas dan utuh. Tidak lebih, tidak kurang. Air penuh dalam gelas adalah sebesar kapasitas gelas. Dan kapasitas gelas ditentukan oleh pemilik gelas.
The Taker, akan selalu merasa hidupnya berkekurangan. Kurang uang, kurang ilmu, kurang perhatian, kurang kasih sayang, kurang harta. Sehingga dalam menjalani hidupnya, The Taker akan selalu mencari peluang untuk mendapatkan apa yang dirasakannya kurang. Segala cara akan dilakukannya untuk memenuhi kekurangannya itu.
The Taker pun bukan soal kaya miskin. Walau kaya harta tapi tetap merasa kurang. Kurang perhatian, kasih sayang dan lain lain. Air dalam gelasnya selalu kurang dari kapasitas gelas. Bahkan ketika gelas hampir penuh, gelas itu akan dibuang dan diganti dengan gelas yang lebih besar. Air pun akan jadi kurang lagi.
Bukan soal takdir atau nasib. Tapi soal pilihan.
Di diri kita semua ada sifat The Giver dan The Taker. Cuma soal sifat mana yang dipilih oleh setiap orang untuk dihidupkan dan diamalkan.
Hebatnya, di negara miskin seperti India, ternyata banyak yang memilih untuk menjadi The Giver. Mereka percaya hanya dengan menjadi The Giver, maka mereka akan bahagia sampai ajal menjemput. Sementara The Taker, di saat itu akan tetap merasa liang kuburnya kurang dalam.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
7 comments:
judul bukunya apa mas glenn?
skg udah jarang posting ya... hehe sibuk euy.. :P
Soalan The Giver atau The Taker layaknya sebuah gelas dengan setengah isi dan setengah kosong.
Memaknai apakah gelas itu penuh ataupun kosong kembali pada pilihan hidup kita.
The Giver mewakili rasa syukur yang paling mulia dalam diri seseorang untuk sang Penciptanya. Yang memandang gelas setengah kosong adalah gelas yang penuh isinya.
Great Article Glenn.
Salam,
Afra
www.aframayriani.wordpress.com
wah mas Glenn jarang posting ya, pasti lg sibuk ya!?!? tp, akhirnya posting lagi deh... :)
besok jadi juri ya kalo ga salah, di acara Pinasthika!?!?! Boleh duonk ngobrol2 ama mas glenn kalo pas ada waktu gt bsk!!! Oke mas.. Hehe...
salam kenal,
novan
masih belajar di jogja
Mencintai dengan ikhlas adalah memberi dan memberi. Bukan take and give, sehingga setelah memberi menuntut untuk menerima/mengambil. Makasih ya glenn buat mengingatkan.
jadi inget ibu saya pernah bilang begini,
"tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah". padahal krisis ekonomi keluara sedang melanda.
dan serunya, setelah melihat postingan blog ini, saya jadi suka iseng liat orang-orang.
apakah dia The Giver atau The Taker?
nice blog by the way.
salam,
Ali
Spirit bhagavad gita mengakar kuat di jiwa mereka mas...
udah lama gak liat blog ini, masih toh?
ah the giver...berat, i'm the sucker hahaha
Post a Comment