Tuesday, December 06, 2005

narasi yang terlupakan waktu acara the copymakers

(I)
Cukup lama untuk saya memikirkan,
apa yang malam ini pantas untuk disajikan kepada teman-teman semua.
Dan jujurnya, sampai sekarang juga
Belum puas tapi, kata Nadya gak boleh diundur…

Di tengah teman-teman creative professional,
Membahas soal teknik copywriting.
Rasanya jadi basi sekali.
Apalagi saya yakin, di ruangan ini banyak
Yang lebih pantas dan kompeten untuk memberikan materi itu.

Akhirnya, saya memutuskan untuk mencoba
Membayangkan, berimajinasi, berfantasi,
Mengundang teman-teman untuk
Bertandang ke rumah saya.

Saya membayangkan,
Yang pertama akan teman-teman temui adalah Mbak Pargi.
Senyum tulusnya akan mengucapkan
Selamat datang tanpa harus berkata-kata.

(II)
Di bagian pertama,
Saya ingin mengajak teman-teman,
Untuk sejenak melupakan bahwa kita adalah orang iklan.
Sesekali kita rayakan kembali
Kepekaan kita, kemanusiaan kita.

Manusia yang hidup oleh hembusan udara
Untuk hidup, dan menghidupi kehidupan sekitarnya.
Menjadikannya tumbuh, berkembang
Dan kehidupan kita pun semakin berarti.

Sama seperti pertemanan kita,
Harapan, adalah teman kekhawatiran,
Keyakinan, adalah teman kekecewaan,
Cinta, adalah teman kesedihan.

Perlawanan antara yang baik dan yang jahat.
Yang benar dan yang salah
Menjadi bagian tak terpisahkan

Tapi hidup harus jalan terus.
Walau sampai kita harus kehilangan segalanya.
Sampai tiada yang tersisa.

Adalah harapan keyakinan dan cinta pula
Yang akan menolong kita.
Sehingga air mata akhirnya
Menghidupkan kembali
Semangat dan kehidupan sekitar kita.

Sampai waktu kita usai nanti

(II)
Minggu lalu, saya dan Dita jalan bareng.
Menemukan 3 buku berisikan
Perjalanan iklan dari tahun
60an, 70an, 80an.
Setiap buku menyimpan ratusan iklan cetak.
Setiap iklan menyimpan kisah sebuah masa.
Sebuah masa yang menyimpan sejarah.

Di tengah kejenuhan archive awards,
3 Buku itu bisa menjadi alternatif yang menyimpan harapan.
Untuk menghasilkan sesatu yang baru lagi…

Semoga saja apa yang dari masa lalu,
Bisa kita bawa ke masa kini untuk masa nanti.

Saya sudah memilihkan
Iklan-iklan yang menurut saya menarik.
Dengan kaca mata masa kini.
Untuk saya bagi ke teman-teman malam ini.

Karakter manusia yang begitu kuat.
Menyajikan kemerdekaan berpikir.
Tidak ada grid, tapi tetap estetis.
Beberapa memang tidak memiliki ide besar-seperti istilah masa kini-
Tapi memiliki pemahaman
Tentang manusia dan kemanusiaan yang luar biasa.

Tidak ada aturan dalam penulisan copy,
Semua mengalir begitu saja.
Apa adanya. Bahkan terkesan lugu.
Begitu jujur. Jauh dari kesan sinis dan nyinyir.

Perbedaan warna kulit, ras
Dilihat sebagai sebuah kekayaaan.
Perhatikan perlawanan bentuk.
Pendobrakan warna.
Permainan harmonisasi.

Bukan, kita tidak harus bikin iklan seperti ini.
Tapi selalu ada yang bisa kita ambil.
Dan hanya dengan kepekaan,
Kita bisa mengambil kemerdekaan,
Kemanusiaaan, kejujuran, ketidak bakuan,
Semangat, pemikiran, warna, bentuk
Dan ribuan hal lain.
Untuk kita hayati, perkaya, perbaharui
dalam memperkaya iklan kita sekarang.

(IV)
Sudah seharusnya Iklan bergerak sesuai zamannya.
Mewakili sebuah pemikiran
Semangat dan pergerakan masa kini.
Bukan iklan yang berjalan di tempat.
Apalagi sekedar lucu-lucuan.
Atau asal seru, asal ada stopping power, asal meriah,
Bahkan tidak lagi bisa asal simpel.

Saya yakin, saat ini ada yang berkata dalam hati
“Ah ribet banget sih loe! Kayak Biakto aja!”

Tapi untuk saya, penggalian pemahaman seperti inilah
Yang bisa membuat kita tetap bertahan dan hidup di dunia iklan.
Tanpa ini semua, dunia iklan
Menjadi begitu kering.
Seperti tambang minyak yang tak lagi bisa dikeruk
Setelah semua minyaknya diambil.
Bahkan setitis minyak tersisa,
Bisa bikin kita saling bunuh-bunuhan.
Benar-benar sedih dan menyedihkan.

(V)
Bagian berikut ini mungkin bisa
Membuka pikiran kita.
Akan segala kemungkinan dan harapan yang ada
Di sekitar kita.

Beberapa bagian dari film-film berikut
Saya ambil karena menurut saya, memiliki naskah yang
Tak sekedar baik, tapi bisa membuka pikiran.
Membawa pembaharuan cara pikir, pola pikir.
Siapapun yang menulisnya,
Pasti memiliki kepekaan yang luar biasa.
Kepekaan pada sekitarnya dan
Kepekaan pada diri sendiri di atas segalanya.

Atau sebuah pertunjukan fashion buatan Indonesia asli
Yang bukan saja menjadi inspirasi saya selama bertahun-tahun,
Tapi juga tak pernah gagal untuk menghibur
Ketika saya kehilangan kepercayaan diri
Sebagai orang Indonesia.

Dari pertunjukan itu saya belajar, Indonesia adalah Negara tangan.
Buatan tangan, kerajinan tangan,
Karya tangan, prakarya…
Menginspirasikan Cecil, Yuli dan saya
Untuk mencoba bikin iklan yang semuanya dibikin tangan.

(VI)
“kenapa sih pengen jadi freelancer?”
“emang enak ya jadi freelancer?”
“caranya gimana?”
20 menit ke depan adalah apa yang saya saksikan,
tepat di malam sebelum saya mengajukan surat pengunduran diri.
Dan sampai sekarang,
Saya terus menemukan inspirasi-inspirasi baru.
Bukan hanya untuk membantu pekerjaan saya,
Tapi juga mengasah kepekaan saya.
Selamat menyaksikan…

(VII)
Sekarang, sebagian mimpi, harapan, keinginan, inspirasi,
Perasaan saya selama ini telah saya bagi.
Saya belum tau,
Akankah berguna untuk teman-teman semua…
Atau hanya sekedar memenuhi
Nafsu pribadi
supaya saya tidak lagi merasa kesepian.
Untuk itu semua,
Saya mau bilang
Terima kasih mau jadi teman saya.

Sampai ketemu lagi dan met dugem.
ati-ati di jalan!

5 comments:

Anonymous said...

Buat April yang gagal dateng...
bayangin aja narasi presentasi yang dalem ini dibantu dengan video dan suara latar yang ehm. Hasilnya....(kehabisan kata-kata, kehilangan kepekaan)

thank you glenn yang udah mengingatkan gue.

zaky

rangga said...

Gua gak ikutan lesehan bareng Glenn di satucitra...

Tapi dengan secangkir kopi dan kentang goreng di Dixie, gua belajar banyak banget dari dia...

I guess it's right what they say; you learn anywhere and anytime...

Thank you, Glenn.

fajar said...

Plowing deep while others sleep, and you may have corn to sell and to keep, kata benjamin franklin. Salam kenal, saya tahu nama besar anda dari dulu, dari tempat kecil saya disini :p

@beradadisini said...

Kalau ada orang PR yang kagum sama orang iklan, itu adalah saya yang kagum sama Glenn.
Ini bukan masalah kreativitas, CV yang mengagumkan, atau hasil karya yang menang penghargaan.
Saya kagum sama Glenn karena dia selalu membawa hatinya kemana-kemana; dan meletakkannya di depan mata tiap kali dia sedang bicara soal iklan.

~ nie ~

@beradadisini said...

Kalau ada orang PR yang kagum sama orang iklan, itu adalah saya yang kagum sama Glenn.
Ini bukan masalah kreativitas, CV yang mengagumkan, atau hasil karya yang menang penghargaan.
Saya kagum sama Glenn karena dia selalu membawa hatinya kemana-kemana; dan meletakkannya di depan mata tiap kali dia lagi bicara soal iklan.

~ nie ~