Friday, April 06, 2012

Kreatif Periklanan Masa Depan?

Kita selalu khawatir akan masa depan.
Tantangan apa yang ada di masa depan?
Bagaimana bisa mempersiapkan diri supaya lebih siap menghadapi tantangan masa depan?
Siapa yang akan lebih makmur di masa depan?
Dan sejuta pertanyaan lain soal masa depan.

Setiap kali, dan ini sering, ada yang bertanya
"bagaimana kreatif periklanan di masa depan?"
saya selalu menjawab dengan berkelakar
"saya bukan mama lauren."

Jawaban tersebut sebenarnya bukan tanpa alasan.
Bukan pula sekedar cari sensasi.
Tapi sungguh ada satu hal yang menurut saya tidak relevan.

Periklanan adalah soal masa kini.
Masa kini yang begitu dinamis.
Berubah setiap saat bahkan setiap detik.
Menghabiskan waktu mempersiapkan diri untuk masa depan
menjadi tidak relevan dan buang-buang waktu.

Hiduplah dan berkaryalah untuk masa ini.
Sekarang. Detik ini.
Apa tantangan saat ini?
Bagaimana memecahkan masalah saat ini?

Terus nanti gimana?
Jawabannya sederhana dan pasti.
Tergantung bagaimana kita saat ini.
Tergantung karya kita saat ini.

Mungkin ini yang menghentikan saya menghadiri seminar yang bertajuk
"Hadapi Tantangan Masa Depan" :)

Beberapa hal yang bisa kita lakukan saat ini:

1. Jadilah Fleksibel
Perubahan yang setiap detik ini menuntut kita untuk lebih fleksibel.
Kalau tadinya keras kepala harus bikin iklan yang seperti anu dan inu.
Mungkin bisa lebih fleksibel dengan bikin iklan yang sesuai dengan problem klien.

2. Perlebar Kemungkinan
Setiap hari kalau mau dicari, pasti ada hal baru yang bisa dipelajari.
Pelajaran baru akan membuka kemungkinan baru.
Tadinya hanya bisa menjadi copywriter?
Kenapa gak mencoba menjadi art director?
Tadinya hanya mau jadi orang iklan untuk bikin iklan?
Kenapa gak mencoba jadi orang biasa untuk kemudian bikin iklan?

Kalau selama ini mencari ide iklan dari iklan lain,
mungkin bisa perlebar dengan mencarinya di lukisan?
Karya instalasi? Pasar basah? Konser dangdut?

3. Hilangkan Standar Diri dan Malu
Kita sering lupa, iklan adalah karya yang dibayar.
Karya pesanan.
Karena sifatnya pesanan, maka bukan standar diri yang penting.
Tapi standar yang sesuai permintaan dan kebutuhan klien.

4. Percayalah, Klien Paham Iklan
Klien setiap hari berinteraksi dengan konsumen.
Klien juga paham apa yang konsumen inginkan.
Bahkan mungkin lebih paham.
Bekerjasamalah dengan klien.
Dengar dan mendengarkan klien.

5. Jadilah "Nol"
Jatuh cintalah tanpa membawa luka hati masa lalu.
Luka hati masa lalu hanya akan menjadikan kita ragu dan sinis.
Jadilah cawan kosong. Yang siap dimasuki air.
Ego adalah penghalang nomor wahid.

Selamat Menyambut Masa Kini.




3 comments:

ch said...

"ego adalah penghalang nomor wahid" > argh. menohok >.<

Anonymous said...

hati saya lgsg berteriak "SEMANGAT"

Anonymous said...

hati saya lgsg berteriak "SEMANGAT"