Thursday, September 06, 2007

Apa yang Menjadikan Pekerja Kreatif yang Baik?

Besok jam 8:30 pagi, Student's Creative Awards (SCA)-nya CCI kembali digelar. Setelah 2 tahun menghilang. Dan seperti 2 tahun lalu, kali ini gue juga diajak untuk mengajar. Materinya apa? Sama seperti 2 tahun lalu. TTL. Tapi mungkin kali ini gue akan mencoba memberikan materi TTL dengan cara baru. Supaya gue juga gak bosen.

Malam ini, gue mencoba merenungkan. Apa sih yang menjadikan seorang kreatif itu dibilang kreatif yang baik? Karena kan ujung-ujungnya, SCA dibuat untuk menciptakan tenaga-tenaga kreatif yang lebih baik daripada yang sekarang.

Apakah kalau seorang Art Director, bisa melay-out dengan baik,
bisa menggunakan photoshop dengan handal,
bisa memadu padankan warna dengan ciamik,
bisa menggunakan font dengan super canggih,
bisa disebut sebagai Art Director yang baik?

Demikian pula dengan Copywriter.
Apakah kalau Copywriter bisa menulis
dengan bahasa yang singkat pada dan mudah dimengerti,
bisa menulis dengan kata-kata yang mudah diinggat orang,
bisa menulis sesuai dengan strategi iklannya,
bisa menulis tagline yang diingat oleh hampir seluruh penduduk Indonesia,
bisa disebut Copywriter yang baik?

Kenapa kayaknya kalau cuma itu-itu saja acuannya, tenaga kreatif jadi kerdil sekali kesannya. Photoshop lah, warna lah, font lah, headline pendek lah, catchy tagline lah… YUCK! Bosan! Banyak tuh di gudang belakang!

Sejujurnya, semakin hari gue semakin menemukan, kemampuan dan keterampilan di atas emang penting. Tapi ada yang lebih penting dari itu semua. Menurut gue, yang lebih penting dari itu semua, lagi-lagi, menurut gue, adalah attitude.

Untuk apa anak kreatif jago segalanya,
tapi datang terlambat melulu sehingga mengganggu yang lain?
Untuk apa pinter ngelayout,
tapi semua yang keluar dari mulutnya adalah komplen dan keluhan?
Untuk apa pinter nulis copy,
kalau hampir tak pernah ada kata indah keluar dari mulutnya sendiri?
Belakangan ini, gue sering merasa lebih nyaman bekerja dengan anak magang ketimbang karyawan. Kenapa?

Karena anak magang masih punya semangat yang luar biasa. Sehingga gue pun jadi ikut semangat pula. Mereka tidak pernah komplen sana sini. Tapi lebih ke mencari solusi. Dan kalau dapat anak magang dari universitas terpercaya, biasanya mereka lebih disiplin. Dateng kantor dan menyelesaikan kerjaan tepat waktu.

Attitude mereka MASIH baik. Semangat belajar dan bekerja mereka MASIH tinggi. Walau dibayar sedikit, tapi mereka bekerja seolah tidak butuh uang.

Sekarang coba kita lihat ke belakang. Tempat duduk di mana para karyawan bekerja.

Yang satu datang terlambat dengan mata sayu karena semalamnya habis side job. Mau dikasih brief juga udah susah.
Belum lagi yang datang kantor petantang petenteng,
duduk, buka YM, multiply, friendster. Dan pas brief datang bilangnya selalu sibuk.
Atau yang tak pernah berhenti komplen. Mulai dari urusan gaji sampai kopi, OB sampai CD semua dikomplen.

Kalau gue harus memilih, bekerja dengan orang yang pandai, pinter cemerlang dengan attitude buruk atau bekerja dengan orang yang biasa-biasa saja dengan attitude yang baik, jelas yang kedua menjadi pilihannya.

Sempurna kalau bisa dapat kedua-duanya. Pandai dan berattitude baik. Tapi seperti kata Dorce, kesempurnaan hanya milik Allah.

“Talents are best nurtured in solitude, but character is best formed in the stormy billows of the world”
–Johann Wolgang von Goethe-

atau

“If you can't excell with talent, triumph with effort.”
-Dave Weinbaum-

Sekarang, pertanyaan berikutnya, bagaimana mungkin mengajarkan soal attitude dalam waktu 2 jam?
Waktu yang diberikan untuk gue dalam SCA esok?
Mau tau doa gue setiap kali bertemu dengan anak-anak magang berbakat, dengan attitude yang baik?
“Tuhan, tolong jaga dia agar seperti ini terus adanya…”

4 comments:

swingtalk said...

Sepakat mas Glenn... Pernah suatu ketika saya ketemu sama seorang AD dari agency multinasional. Secara penampilan sangat menjanjikan, penuh dengan pernak pernik fashionista modern terkini. Tetapi pas ngobrol, kok kayaknya agak-agak somse ya... Yah begitulah.

Trus waktu saya baca ihaveanidea, CDnya TAXI yang di Canada kalo gak salah juga kasih tips untuk karyawan baru. Dan dalam tipsnya itu dia sangat menekankan ATTITUDE.

andika dwijatmiko said...

hahahahaha..... setuju glenn.... keknya emang gaji bulanan kadang bikin mereka jadi bertingkah aneh. tapi emang susah kalo motivasinya udah materi.... pengennya jadi petentang petenteng.

seperti apa yg dikatakan paul schiber: kesuksesan seseorang ditentukan oleh pendidikan formal hanya 15% sementara ATTITUDE yang baik = 85%.

Anonymous said...

this post is so inspiring :)
thx a lot!

Anonymous said...

anak magang umumnya masih dibiayai orang tua, belum menikah, dan punya keingintahuan yang besar tentang sejauh mana karyanya bisa dinilai, baik itu berupa penghargaan/pujian atau bahkan dengan materi/uang. siapapun ga akan lantas tau pikiran anak magang yang sebenarnya. sepertinya kurang pas kalo yg dibandingkan dengan karyawan2 yg katanya ga ber-atittude itu adalah anak magang.

anak magang banyak yg belum menentukan attitude-nya, apakah attitude pekerja taat ataukah attitude pedagang yg taktis, atau lebih buruk lg cuma pemalas murni.

tapi anak magang yg produktif dan murah memang lebih menyenangkan untuk perusahaan :) .