dalam perjalanan saya sebagai freelancer, sering saya ditanyain "apa sih rahasia-nya biar bisa jadi freelancer?"
selama ini saya diam saja, karena merasa masih baru sebagai freelancer. belum pantaslah untuk bilang freelancer harus begini begitu.
pun sekarang saya tetap merasa belum pantas. masih banyak freelancer yang sudah lebih senior dan sepuh.
sampai minggu kemaren. dalam perjalanan pulang dari makan siang bersama ibu saya. saya jadi teringat akan masa lalu kami.
ibu saya seperti layaknya ibu-ibu keturunan tionghoa lainnya, bukanlah ibu yang romantis. memberikan wejangan di bawah sinar bulan purnama misalnya.
cara ibu agak beda. dia adalah seorang penjahit. wejangannya bukan kata-kata. tapi apa yang dia lakukan di depan saya, anaknya. bisa jadi, ibu sendiri tak tahu bahwa ia sedang memberikan wejangan.
ke-9 wejangan sunyi inilah yang saya hendak bagikan kepada teman-teman. kali-kali ada gunanya. barangkali bisa bikin semangat. atau setidaknya, bisa buat baca-baca.
1. ada tuhan di atas segalanya.
hidup ibu saya, sejauh ingatan saya, tak pernah mudah seperti saudara-saudara kami yang punya perusahaan besar. tapi ibu tak pernah hilang percaya diri. ibu selalu yakin kalau semua orang, punya mangkok-nya sendiri-sendiri. dan tuhan sudah mengaturnya dengan bijaksana.
kadang kita sering melupakan tuhan. padahal, rezeki dari tuhan.
2. kasih lebih.
ibu saya selalu mengajarkan untuk selalu memberi lebih dari yang diminta. kalau ada pesanan yang punya sisa kain banyak, ibu selalu menyimpannya dengan hati-hati. ketika klien itu datang itu menawarkan untuk menjadikan sisa bahan untuk yang lain. sekedar blus atau bahkan sapu tangan. semua tanpa biaya.
kalau ada tagline pasti jadinya "kami memberi lebih!"
3. minta bayaran lebih rendah dari seharusnya.
ibu punya banyak langganan. kualitas jahitannya, sudah diakui sama dengan tailor terkenal. tapi, ibu gak pernah minta bayaran yang sama. selalu lebih murah.
mungkin maksudnya, supaya punya nilai lebih. kualitas tailor, harga rumahan.
4. jujur soal duit.
pernah suatu ketika seseorang mengirim bayaran dalam amplop. ternyata uang dalam amplop itu lebih dari yang seharusnya. kontan, klien itu ditelepon dan sisa uang dikembalikan.
lebih baik miskin daripada makan duit haram.
lebih baik pinjam duit orang daripada mencuri duit orang.
5. tepat waktu.
namanya penjahit, ibu selalu menepati janjinya. selesai senin berarti senin. jam 3 berarti jam 3. tetangga kami dulu, seorang penjahit juga. dia hampir tak pernah menepati janjinya. padahal, jahitan celananya sangat bagus! sayang, klien-nya pun semakin hari semakin sedikit.
waktu itu adalah uang.
kalau tak mau waktu kita dibuang percuma jangan buang waktu orang lain.
6. jangan cari musuh.
kembali ke tetangga itu tadi. walau seharusnya dia adalah kompetitor tapi ibu saya mengajaknya bekerja sama. pesanan ibu dibagi. karena kebetulan ibu tak pandai menjahit celana. ibu saya jadi manager yang mengatu jadwalnya. kekurangan ibu ditutupi, kekurangan dia disempurnakan.
sering kebencian akan musuh bikin kita jadi lemah. padahal kalau musuh diajak kerja sama bisa jadi menguatkan diri kita sendiri.
di kemudian hari, saya menyadari kalau wejangan nomor 6 ini ada tertulis di sun tzu, art of war. bisa jadi, ibu saya sendiri tidak mengetahuinya.
7. bikin sebisanya dari apa yang ada.
istilah inggrisnya, make a chicken salad out of chicken shit.
ada saatnya pesanan menurun. padahal uang sekolah saya tetap harus dibayar. ibu kreatif dalam arti sebenarnya. ia pun jualan es batu dan es mambo. bikin ikatan rambut dari kain perca. jualan handuk pengering tangan dan gagang kulkas.
bahkan sering, penghasilan sampingan ini melebihi penghasilan utamanya.
8. lihat ke depan.
banyak yang pernah menyakiti hati ibu atau kami sekeluarga. tapi ibu, tak pernah bosan untuk selalu mengingatkan bahwa biar bagaimana pun juga, ia tetap ayah saya, ia tetap tante saya, ia tetap sahabat, ia tetap teman.
lihat ke depan, karena masa lalu itu milik masa lalu. kita bisa belajar daripadanya tapi bukan untuk hidup di masa lalu.
9.jangan serakah.
terkadang, pesanan melebihi kemampuan ibu. kalau mau serakah, pasti semua diterima. tapi entah kenapa, ibu selalu membagi orderan. salah satunya ya ke tetangga yang merupakan kompetitor itu. saya, anaknya yang masih abg saat itu, geram dan gemas dibuatnya. dalam otak picik saya, kalau semua dikerjakan sendiri, kami bisa jadi lebih cepat kaya.
padahal, bukan kaya diraih. ibu bisa sakit dan malah keluar uang.
mungkin ada 90 wejangan yang tak pernah terucapkan. 900! bahkan 9000! tapi mungkin bukan seberapa banyak yang terucapkan yang penting. tapi seberapa banyak yang kita bisa laksanakan.
Monday, August 13, 2007
Subscribe to:
Posts (Atom)