Monday, October 02, 2006

Planet yang Kesepian

Photobucket - Video and Image Hosting

Kakek dan adik kecilnya, baru saja meninggalkannya.
Sendirian di kereta api Bandung tujuan Jakarta.
Sejenak setelah kereta berjalan, Ia melihat ke luar jendela.
Badannya seolah kaku. Kepalanya membatu.

Satu menit, dua menit,
Ia membalikkan badannya, dan segera menutup wajahnya.
Air bening menetes dari sela-sela jarinya.
Bahunya berguncang lumayan kencang.

Aku diam saja.
Hendak ke mana, anak laki-laki ini?
Ke Jakarta mau apa?
Mau sekolah? Mau liburan?
Apa baru saja dia dijual?
Apa dia mau bekerja?
Kerja di mana?
Dengan siapa engkau tinggal di Jakarta?
Tinggal sendirian?

Sadar aku perhatikan, Ia kemudian melihat ke wajahku.
Dari matanya, aku bisa merasakan kesepian dan kegentaran sebening air matanya.
Dalam hatiku, aku berkata padanya:
"Jangan takut dik, selama bumi dipijak dan langit dijunjung,
insya Allah adalah Tuhan yang akan selalu melindungi kita."

Pikiranku melayang ke 27 tahun yang lalu.
Saat aku ditinggal sendiri.
Bukan, bukan di sebuah kereta.
Tapi di sebuah gerbong gelap
dengan suara latar caci maki sumpah serapah.

Photobucket - Video and Image Hosting

Di saat umat yang lain bershalat Terawih,
di saat saudara seimannya berpaling iklas atau munafik
dari tempat-tempat kenikmatan duniawi,
Ia bekerja di tempat yang sebulan ini dinajiskan.

Jilbab yang melindunginya dan tanda takwa,
kini menjadi senjata jaga-jaga.
Siapa tau tentara bersorban datang.
Ia perempuan kecil berjilbab jadi tameng.

Matanya seolah berkata,
"tak hendak aku berada di sini".
Tapi kerudung kecil berwarna ungu kembang-kembang,
ada di Ramayana, pasti bikin Lebaran makin meriah.

Hatinya mungkin berkata,
"tak hendak aku berada di sini".
Tapi ketupat untuk yang menanti di kampung,
tak mungkin turun begitu saja dari langit.

Bola bilyar yang ditatanya seksama,
membentuk segitiga sempurna,
hancur merata dalam satu pukulan.
Tapi bukan impian lebarannya.

10 comments:

Neng Keke said...

Bacanya kok sedih ya? :(

Anonymous said...

lucu ya, kita masih bisa ngerasa kesepian di dunia yg over-populated ini... huuuu sedih bgt bacanya Glenn... :(

oca said...

suka banget bacanyaaaa...
dan gak nyangka keluar dari yang namanya Glenn.
yang orangnya kayak apa aja gw gak tau.
peduli amat template yang penting contentnya Glenn tuh sinting!

Ditta.Dee said...

Pikiranku melayang ke 27 tahun yang lalu.
Saat aku ditinggal sendiri.
Bukan, bukan di sebuah kereta.
Tapi di sebuah gerbong gelap
dengan suara latar caci maki sumpah serapah.
....

((...ada apa 27 tahun yang lalu?))
*mood mauu tauuu aja ON"

Bucin said...

another sample on how different angle can create bigger impact. amazing.

Anonymous said...

aduduh..glenn...gue suka yang ini...

Bola bilyar yang ditatanya seksama,
membentuk segitiga sempurna,
hancur merata dalam satu pukulan.
Tapi bukan impian lebarannya.

yang namanya mimpi ya...kesepian itu jadi pengorbanan hihihi...

Micki Mahendra said...

caem...caem
=)

rangga said...

glenn... thank you ya...

postingan ini meaningful buat gua.

thanks.

zaky muzakir said...

glenn itu sederhana...

duh tersentuh banget gue...

Anonymous said...

Sederhana...gue tersentuh banget...by an angel