Sinar merah temaram di belakang.
tampak bayangan-bayangan molek dan kekar.
Menari-nari seiring irama Bolero.
Gerakannya berulang-ulang.
Tapi jauh dari membosankan.
Jauh dari kesan berlebihan.
Lampu semakin terang.
Asap putih memenuhi panggung es itu.
Sekitar 30 an penari ice-skatter menari
memenuhi setiap ruang,
setiap jengkal panggung Holiday On Ice.
Tampak seperti api yang
membakar panggung es dingin itu.
Kontras yang ditampilkan,
melekat di pikiran gue.
Dan di sebelah kanan gue,
adalah nyokap, yang waktu itu belum
terlalu banyak kerutan seperti sekarang.
Itulah yang gue liat, rasakan dan alami.
sekitar 15 tahun yang lalu.
Dan kekaguman gue saat itu masih membekas.
Dan percaya atau enggak,
memperkaya hati, pikiran dan
perasaan gue sampe sekarang.
Untuk itu semua, besok...
Gue mau traktir nyokap nonton Holiday On Ice.
Kali ini gue yang beli tiketnya.
Kali ini gue yang nenteng tangannya.
Dan dia akan tetap duduk di sebelah kanan gue.
Semoga hanya ajal yang akan memisahkan kita.
Terima kasih mami...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Gila Glenn, tulisan km bikin sy teringat, betapa kita sering melupakan ibu kita..Ahh, besok ajakkin mamaku ke ZARA ah..(soalnya mama ga suka holiday on ice, moment2 plg seru adalah saat kt belanja bareng:P)
Post a Comment